Integritas Membuat Anda Dihargai

Apabila seseorang membuat kebaikan melalui pekerjaannya, normal jika ia merasa berguna saat pekerjaan tersebut dihargai. Mungkin bahkan akan mendorong dirinya untuk berbuat pencapaian yang lebih besar lagi.

Akan tetapi, bagaimana jika pekerjaan yang sudah dilakukan semaksimal mungkin, kurang dihargai atau bahkan tidak diakui orang lain.
Dalam situasi ini, orang cenderung akan terpuruk dan mungkin terdemotivasi untuk menghasilkan karya. Ini biasa dialami sebagian besar oleh kita.

Yang luar biasa adalah, jika dalam situasi sulit tersebut, seseorang mampu bertahan dengan memberikan kualitas terbaik atas pekerjaannya. Tak peduli berapa banyak orang yang tidak memedulikannya, ia tetap berkarya. Contohnya seperti Marie Curie, seorang ahli fisika dan kimia sekaligus orang pertama yang berhasil mendapat dua hadiah Nobel untuk bidang berbeda.

Marie Curie mendedikasikan hidupnya untuk ilmu pengetalhuan. Banyak orang terkesima dengan perempuan pertama yang mengajar di Universitas Sorbonne ini. Bahkan ia juga menjadi perempuan pertama yang mendapat gelar profesor di universitas tersebut. Perhatian publik dan media tersedot ke arahnya. Puncak keberhasilannya sebagai peneliti adalah ketika dia memperoleh piala nobell untuk kedua kalinya di bidang kimia. Sungguh sebuah prestasi yang luar biasa. Atas segudang prestasinya tersebut, wajar jika kebanggaan jelas terlihat dalam diri Marie. Ia merasa berguna dan dihargai karena publik begitu mencintainya.

Cobaan datang saat Marie mendapat hadiah nobeInya yang kedua. Banyak orang menilainya tidak pantas memperoleh penghargaan tersebut. Marie dianggap tidak melakukan apa pun untuk hadiah nobel ini. Dan media cukup menyorot tajam kasus tersebut sehingga menciptakan opini tersendiri di masyarakat. Kemampuan, kegeniusan, dan dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan dipertanyakan. Jika dulu segudang pujian datang padanya, sekarang kata‑kata hinaan kerap didengar dari orang‑orang di dekatnya. Seluruh usahanya yang keras untuk mencipta dipandang sebelah mata. Dari dicintai, Marie menjadi dicaci.

Banyak pihak menyerang dan memaksa Marie untuk meninggalkan Perancis dan kembali ke negara asalnya Polandia. Rumahnya dilempari batu oleh orang‑orang tidak bertanggung jawab. Ia bahkan diminta untuk tidak menghadiri upacara penyerahan Nobel Kimia di Stockholm. Dia juga dipaksa menolak hadiah Nobel tersebut. Namun, Marie tidak pernah menyerah. Dengan sisa‑sisa kekuatannya ia tetap menghadiri penganugerahan piala tersebut. Ia berusaha keras untuk tidak menggubris apapun yang orang katakan tentangnya. Ia tetap konsisten dan tak pernah berhenti membuat karya.

Waktu pun berbicara, cercaan dan hinaan perlahan sima karena ‘berlian’ itu tetap bersinar terang mengalahkan sinar lainnya. Marie pun akhirnya kembali diakui publik sebagai perempuan yang pantas mendapat nobel kedua tersebut.

Jangan pernah takut dengan opini orang. Selama kita berada di jalan yang benar, tetaplah konsisten dalam berkarya. Karena, hanya dengan integritas serta keteguhan hatilah seseorang akan mendapat penghargaan yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar