Kehebatan Itu Hanya Butuh Waktu & Ketekunan


Albert Einstein, yang sering disebut sebagai orang paling cerdas yang pernah hidup, pernah mengatakam “Aku berpikir dan berpikir sampai berbulan-bulan, bertahun-tahun. Sembilan puluh sembilan kesimpulan yang pertama salah. Yang keseratus kali baru benar.”

Pada akhir Perang Duna II, wartawan terbaik CBS, William Shirer memutuskan akan menjadi penulis profesional. Selama dua belas tahun ia dengan tekun menulis. Sayangnya, buku-bukunya jarang terjual, dan akibatnya ia sering kesulitan dalam membiayai keluarganya. Belakangan ia malah menulis sebuah naskah yang panjangnya 1200 halaman. Agennya, editornya, penerbitnya, teman-temannya, semua mengatakan kepadanya bahwa buku sepanjang itu tidak akan pernah laku. Dan, ketika Shirer akhirnya menerbitkan buku itu, harganya sepuluh dolar. Buku paling mahal untuk masanya. Tidak seorang pun akan tertarik, kecuali orang-orang sekolahan, kata teman-temannya. Akan tetapi, buku The Rise and Fall of The Third Reich tentang Sosialisme Negara Nazi Jerman justru membuat sejarah dalam bidang penerbitan. Cetakan pertamanya saja terjual habis pada hari pertama. Bahkan sekarang buku itu masih menyandang kedudukan sebagai buku terlaris sepanjang sejarah menurut versi Book of the Month Club.

Ketika Luciano Pavarotti lulus dari perguruan tinggi, ia belum yakin apakah ia akan menjadi guru atau penyanyi profesional. Ayahnya berkata kepadanya, “Luciano, kalau kau duduk di antara dua buah kursi, maka kau akan jatuh. Kau harus memilih salah satu.” Pavarotti memilih menyanyi. Perlu tujuh tahun lagi untuk belajar dan frustasi sebelum penampilan profesionalnya yang pertama, dan masih tujuh tahun lagi sebelum bisa tampil di Metropolitan Opera. Akan tetapi, ia telah memilih kursinya dan kini telah sukses.

Walt Disney pernah dipecat dari jabatannya sebagai editor surat kabar karena imajinasinya dianggap kurang. Disney mengenang hari-hari kegagalannya sebagai berikut: “Ketika usiaku menjelang dua puluh satu tahun, aku bangkrut untuk pertama kalinya. Aku tidur dengan bantal bekas sebuah sofa tua dan makan kacang dingin dari kaleng.”

Scottie Pippen yang memenangkan empat kejuaraan NBA dan dua medali emas Olimpiade pernah tidak diterima ketika meminta beasiswa dari perguruan tinggi dan dalam tim basket sekolahnya hanya ditunjuk sebagai pengurus peralatan.

Seorang pengunjung pernah berkata kepada pelukis Michelangelo, “Aku tidak melihat Anda memperoleh kemajuan sejak kunjunganku yang terakhir.” Michelangelo menjawab, “Oh ya, banyak kemajuan yang telah kucapai. Perhatikan dengan cermat, Anda akan melihat bahwa aku telah memberikan sentuhan baru pada bagian ini, dan telah menghaluskan bagian itu. Coba perhatikan aku telah mengerjakan bagian ini, dan aku telah menghaluskan garis-garis di sini.” “Betul, tapi itu semua kan sepele,” kata sang tamu. “Mungkin,” jawab Michelangelo, “tapi yang sepele menjadikan sesuatu sempurna, dan kesempurnaan bukan sesuatu yang sepele.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar