Alkisah, ada seorang tukang balon yang selalu riang menjual balon‑balonnya di sebuah pasar malam. Ia menjual berbagai jenis balon dengan warna dan bentuk yang unik dan menarik. Ada merah, kuning, biru, dan hijau. Bila dagangannya lesu, ia akan melepaskan beberapa balon dengan berbagai warna ke udara untuk menarik perhatian anak‑anak yang mengunjungi pasar malam itu.
Dan, benar saja. Anak‑anak pun datang beramai‑ramai membeli balon‑balonnya. Ada yang minta warna kuning, merah, hijau, dan biru. Barang dagangan tukang balon itu pun terjual habis dalam waktu singkat. Kemudian, datang seorang anak berkulit hitam menarik bagian belakang baju si tukang balon. Merasa balonnya sudah habis, sang penjual balon tanpa menoleh, berkata: “Nak balonku sudah habis. Besok saja datang lagi ke sini, ya”.
Namun, jawaban itu tidak mengendurkan tarikan baju sang penjual. Anak itu tetap ngotot ingin bicara. Karena kesal ditarik terus, sang penjual pun
bertanya apa yang hendak disampaikannya. Anak itu kemudian berkata dan bertanya, “Tadi aku melihat Bapak mengisi gas ke balon hijau dan kemudian diterbangkan ke udara. Balon merah juga begitu. Dan seterusnya. Aku ingin bertanya, apakah balon hitam juga bisa terbang?“ Penjual balon tertegun dengan pertanyaan polos namun menggelitik untuk dijawab itu. Dengan suara pelan dan penuh simpati ia menjawab, ‘Anakku, balon Warna apa pun bisa diterbangkan. Yang penting bukan warnanya, tetapi apa yang diisikan ke dalamnya, “
Sesungguhnya, yang penting bukanlah konstruksi dan dekorasi luar seseorang yang lebih bernilai. Yang ada di dalamlah yang sejatinya jauh lebih berharga. Hiasan luar dengan beragam aksesorisnya akan sirna dalam tempo singkat jika konstruksi internalnya rapuh dan sepuh. Dan, itu adalah sikap.
Sikap adalah penentu keberhasilan hidup secara lebih permanen. Buktinya, Universitas Harvard menerbitkan hasil penelitiannya yang mengatakan bahwa seseorang mendapatkan pekerjaannya 85% karena sikapnya, dan hanya 15% karena kecerdasan mereka. Sayangnya, 100% biaya pendidikan dihabiskan hanya untuk mempelajari yang 15% itu.
Bersikap baiklah kepada pelanggan/konsumen Anda. Mereka akan memberikan balasan senada. Jaga sikap dan sopan santun setiap bertemu mereka. Jaga tutur kata, bahasa tubuh, dan gerak gerik Anda. Sikap ini akan menjadi alat ukur pelanggan/konsumen terhadap Anda.
Jangan terlalu ingin cepat akrab pada pertemuan pertama dengan menyentuh mereka di pundak, punggung, atau tangan. Jaga postur tubuh saat berdiri atau duduk. Ada zona kontak yang harus diperhatikan. Untuk zona publik sebaiknya 3,5 m, sosial 1,5‑3,5 m, personal 50 cm‑1,5 m, dan intim 15 cm‑50 cm. Semua zona kontak itu ditujukan untuk menjaga sikap tetap terjaga dengan standar umum.
Blaise Pascal, seorang filsuf Perancis terkenal suatu hari dihampiri seorang pemuda. Pemuda itu berkata, “If I had your brains, I would be a better person.” (Seandainya aku punya otakmu, aku pasti akan menjadi orang yang lebih baik). Dan Pascal pun menjawab, “Be a better person and you will have mybrains.” (Jadilah orang baik dan engkau akan memiliki otakku).
”Sesungguhnya, yang penting bukanlah konstruksi dan dekorasi luar seseorang yang lebih bernilai. Yang ada di dalamlah yang sejatinya jauh lebih berharga. Hiasan luar dengan beragam aksesorisnya akan sirna dalam tempo yang singkat jika konstruksi internalnya rapuh dan sepuh. Dan, itu adalah sikap.”
(Sumber: CNI News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar